Lampung Selatan – Sabtu, 22 Desember 2018, pukul 21:27 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mendeteksi suatu tsunami di pesisir barat Provinsi Banten, meskipun tidak ada peristiwa gempa tektonik. Namun, menurut fakta yang ada, sebenarnya telah terjadi longsoran anak Gunung Krakatau sebanyak 64 hektare yang memicu goncangan yang berujung kepada tsunami di sekitar daerah Provinsi Lampung dan Provinsi Banten. Khusus di Kabupaten Lampung Selatan, jumlah pengungsi sebanyak 5.196 jiwa. Sementara korban meninggal dunia berjumlah 119 orang. Sebagai salah satu wilayah terdampak bencana, jelas Lampung Selatan sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bantuan tersebut, Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) bersama Kementrian ESDM melalui SKK Migas, melakukan program proyek bantuan korban bencana tsunami di Lampung Selatan. Bantuan yang diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk di bidang kesehatan. Bantuan bidang kesehatan yang diberikan berupa tenaga medis, obat-obatan dan peralatan medis.
Pada hari Kamis (27/12) telah diimplementasikan bantuan medis di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa berupa bantuan logistik dan bantuan medis yang kemudian dilanjutkan ke Posko SMA 1 Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa. HCML bersama tim bantuan medis siaga bencana KESDM-SKK Migas pada pukul 22:00 WIB juga tiba di posko siaga bencana KESDM yang berada di halaman kantor Bupati Lampung Selatan. Lalu, pada hari Jum’at (28/12) HCML bersama tim KESDM-SKK Migas tiba di posko Dinas Kesehatan Lampung Selatan, yang dilanjutkan dengan penyerahan bantuan obat-obatan dan logistic kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
Sedangkan Sabtu (29/12) Desember 2018, HCML bersama tim bantuan medis siaga bencana KESDM-SKK Migas memberikan arahan mengenai tanggap darurat dan menghimbau kepada para warga agar tetap menunggu arahan selanjutnya. HCML dan tim siaga bencana KESDM-SKK Migas kembali berangkat ke Posko SMA 1 Desa Kunjir guna melakukan kegiatan bantuan medis dan menyerahkan bantuan logistik terutama kepada korban bencana tsunami yang mengungsi di Lereng Gunung Rajabasa, Kecamatan Rajabasa.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengadakan bimbingan resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit) bagi tenaga kesehatan Puskesmas Rajabasa, Desa Way Muli Timur, dengan tujuan agar tenaga kesehatan di Puskesmas Rajabasa dapat melanjutkan kegiatan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya pasca bencana Tsunami.